Dedikasi Tri Handoyo, Pimpinan Padepokan Seni Asmorobangun

Tri Handoyo selain merupakan pengrajin topeng Malangan, juga salah satu pewaris yang telah melestarikan seni ukir topeng yang kaya akan nilai budaya. Tak hanya mewarisi keterampilan tersebut, Handoyo juga memutuskan untuk mengukir topeng dnegan tangannya sendiri di Sanggar Asmorobangun.

Selain mengukir, Handoyo juga aktif mengajarkan seni tersebut kepada generasi muda. Handoyo juga mengatakan jika tujuannya untuk mereka supaya mencintai dan mengenal budaya lokal.

“Topeng itu jembatan antara seni dan budaya. jadi harus dijaga.” Ujar Handoyo.

Pada seni topeng Malangan, karya tersebut memiliki keterkaitan yang erat dengan kisah Panji yang memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Handoyo ingin mencurahkan pesan tersebut kedalam ukiran topeng Malangan yang dibentuk dari sanggarnya.

Handoyo juga mengadakan pelatihan untuk anak muda di sanggarnya, Sanggar Padepokan Asmorobangun yang berlokasi di Kedungmonggo. Menurut Handoyo, ini juga salah satu cara untuk melestarikan tradisinya agar tidak sampai punah.

Ditengah tantangan modernisasi yang semakin gencar, Handoyo tidak pantang mundur untuk menjaga keberlanjutan seni tersebut terutama topeng Malangan agar dapat dinikmati banyak orang. Baginya, mempertahankan seni ukir dan dedikasinya terhadap seni selalu dapat menanamkan rasa cinta budaya terhadap generasi berikutnya.

[Sumber: dok. wawancara Handoyo]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *